Siapa di sini yang suka berbahasa puitis dalam kehidupan kalian sehari-hari? Entah itu untuk merayu gebetan hati atau karena suka aja. Pasti kalian kenal dong sama majas. Ya kan? Banyak banget majas yang sering kita pakai dalam keseharian kita. Apa sih majas itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain atau dalam bentuk kiasan. Apabila disimpulkan secara sederhana, majas adalah bahasa kiasan yang digunakan untuk membandingkan atau menjelaskan sesuatu agar kalimat menjadi semakin hidup dan terdengar meyakinkan.
Salah satu jenis majas yang sering kita gunakan adalah majas perbandingan. Majas perbandingan adalah gaya bahasa kiasan yang menyatakan sebuah perbandingan antara satu hal dengan yang lainnya yang dianggap sama. Penggunaan majas perbandingan akan memberikan kesan dan pengaruh yang berbeda terhadap pembaca atau pendengar dibandingkan bila menggunakan istilah sebenarnya. Majas dapat membuat sebuah kalimat terdengar lebih indah dan dramatis. Namun, tetap tidak menghilangkan makna asli dari kalimat yang menggunakan majas tersebut. Majas perbandingan biasanya menggambarkan tentang dua hal yang memiliki kesamaan, berupa sifat, tingkah laku, keadaan, ataupun suasana tertentu.
A. Fungsi Majas
Majas berfungsi untuk membuat ungkapan dalam sebuah kalimat menjadi lebih anggun, indah, hidup, dan memiliki kesan lebih mendalam. Selain itu, majas juga memiliki fungsi lain, di antaranya:
- Membuat Kalimat Lebih Mudah Diingat
Dengan menggunakan majas, kalimat yang digunakan pada sebuah karya sastra akan terasa lebih mengena dan mudah diingat. Contohnya, alih-alih mengatakan “dia adalah orang kepercayaan si Pitung” dan mengatakan “dia adalah kaki tangan si Pitung”, maka kalimat yang lebih mudah diingat adalah yang menggunakan kiasan ‘kaki tangan’.
- Mampu Melahirkan Imajinasi
Majas yang digunakan sering kali menimbulkan pengertian dan persepsi yang berbeda-beda pada setiap orang. Pengertian tersebut bergantung pada sudut pandang, cara berpikir, pengalaman, serta wawasan masing-masing orang.
- Meningkatkan Daya Tarik Sebuah Karya Sastra
Penggunaan majas dalam karya sastra mampu menarik perhatian penikmat karya serta memberikan nyawa pada karya sastra tersebut. Agar pembaca lebih mudah untuk memahami dan membayangkan cerita pada novel, penulis sering menggunakan majas.
- Mendekatkan antara Penulis dan Pembaca
Majas mampu memperlihatkan karakter penulisnya melalui susunan kata-kata yang dia pilih. Melalui majas yang mengalir dengan indah dalam kalimat-kalimat pada karya sastra, pembaca akan lebih mengenal dan memahami si penulis dilihat dari jenis majas yang sering digunakan.
B. Jenis-Jenis Majas
Secara umum, kita bedakan majas menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Majas Perbandingan
Berfungsi untuk menyandingkan atau membandingkan dua objek. Kita bisa mengelompokkan majas perbandingan menjadi beberapa macam berdasarkan cirinya, yaitu majas metafora, simile, personifikasi, hiperbola, asosiasi, metonimia, sinestesia, alegori, pars pro toto, totem pro parte, dan eufimisme.
2. Majas Pertentangan
Majas pertentangan menggambarkan dua objek yang saling berkebalikan dan bertentangan. Jenis majas ini sering digunakan dalam percakapan umum sehari-hari. Yang termasuk ke dalam majas pertentangan, yaitu litotes, paradoks, oksimoron, kontradiksi interminus, anakronisme, dan antithesis.
3. Majas Penegasan
Majas penegasan adalah bahasa kiasan yang digunakan untuk memperjelas dan mempertegas suatu objek dalam sebuah kalimat. Gaya bahasa yang digunakan pada majas penegasan dapat memengaruhi pendapat dan persetujuan dari pembaca atau pendengar.
Contoh majas penegasan adalah retorika, pararima, apofasis, tautologi, inversi, enumerasio, ellipsis, koreksio, alonim, kolokasi, paralelisme, dan aliterasi.
Majas penegasan memiliki dua sub majas, yaitu Pleonasme dan Repetisi.
- Pleonasme
Ciri dari majas pleonasme adalah penggunaan gaya bahasa berupa kata yang berulang-ulang sehingga terkesan sangat tidak efektif untuk dibaca. Namun, memang kegunaan dari majas pleonasme adalah untuk memberi penegasan pada suatu objek melalui kata kiasan yang dituliskan atau diucapkan berulang kali.
Contoh:
“Dia sudah masuk ke dalam”.
(Kalimat di atas ketika dibaca terkesan tidak efektif karena tentu saja jika terdapat istilah “masuk” yang berarti ke dalam tanpa harus menambahkan kata “ke dalam” pada kalimat).
- Repetisi
Majas repetisi mengulang sebuah makna kata menggunakan kata kiasan berbeda secara terus-menerus. Tujuannya sama, kata kiasan yang digunakan untuk menegaskan.
Contoh:
“Ia bekerja dan bekerja, ia akan terus banting tulang, hingga malam ia memeras keringat guna menghidupi keluarganya”.
(Penulis ingin menegaskan bahwa subjek kalimat giat bekerja sehingga digunakan istilah bekerja secara berulang-ulang dalam berbagai kiasan, yaitu “banting tulang” dan “memeras keringat”).
4. Majas Sindiran
Majas Sindiran adalah kata kiasan yang digunakan untuk menyindir sebuah objek kalimat secara halus dan tersirat. Contohnya adalah ironi, sinisme, satire, inuendo, dan sarkasme.
Nah Sobat RBD, itulah jenis-jenis majas yang kita pelajari di artikel ini. Klo kalian pengen tau macam-macam majas perbandingan atau pengen belajar dengan didampingi tutor berpengalaman menuju UTBK, cek infonya di sini ya. Semoga artikel ini bisa ngebantu kalian belajar di rumah ya.