Halo Sobat RBD, salah satu bahasan yang sering banget muncul di SNBT adalah materi tentang kata hubung atau konjungsi. Sebetulnya, kita sering banget pake kata hubung dalam percakapan kita sehari-hari. Jadi, pasti kalian dah pada kenal ya sama kata hubung ini. Nah, buat makin mantepin persiapan SNBT kalian, kita bakal bahas seputar kata hubung di artikel kali ini.
Kata penghubung adalah kata tugas yang berfungsi menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf. Agar lebih jelas, yuu kita bahas bareng-bareng.
A. Konjungsi Intrakalimat
Kata hubung intrakalimat adalah jenis kata hubung yang menghubungkan klausa dengan klausa, frasa dengan frasa, dan satuan kata dengan kata yang terletak di bagian tengah kalimat. Jenis kata hubung intrakalimat digolongkan menjadi tiga, yaitu kata hubung koordinatif, subordinatif, dan korelatif.
1. Kata Hubung Koordinatif
Kata hubung koordinatif merupakan kata hubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memilki kedudukan sederajat/setara. Contohnya: dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan
Contoh kata hubung koordinatif dalam kalimat:
- Gefa adalah orang yang periang, sedangkan Djimi orangnya pendiam.
- Bunda memasak nasi lalu menyiapkan lauk pauk.
- Ara sudah tidur padahal ia belum makan malam.
2. Kata Hubung Subordinatif
Kata hubung subordinatif merupakan kata hubung yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang tidak sama derajatnya. Contohnya agar, untuk, supaya, sebab, karena, seperti, seakan-akan, jika, sejak, ketika, andaikan, walaupun, bahwa, dll.
Contoh kata hubung subordinatif dalam kalimat:
- Paman datang ketika ayah sedang bekerja.
- Azmi bermain game setelah pulang sekolah.
- Alma sering menunda makan sehingga ia terkena GERD.
- Adit tetap datang ke rumah Anya walaupun hujan deras.
3. Kata Hubung Korelatif
Kata hubung korelatif merupakan kata hubung yang menghubungkan dua kata yang setara, baik kata, frasa, klausa, ataupun kalimat yang terdiri atas beberapa gabungan kata. Kalimat yang menggunakan penghubung korelatif disebut kalimat korelatif. Kalimat korelatif biasanya berupa kalimat majemuk.
Contoh kata hubung korelatif:
- Bukan hanya Zahra yang bisa bernyanyi, melainkan Zaidan juga bisa!
- Entah benar entah tidak, gosip itu sudah beredar tanpa mampu dibendung.
- Kita tidak hanya mengikuti diskusi itu, tetapi juga harus ikut aktif mengemukakan pendapat.
- Baik kini maupun nanti, kita akan selalu bersahabat selamanya.
B. Konjungsi Antarkalimat

Kata hubung antarkalimat adalah jenis kata hubung yang menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya. Biasanya kata hubung antarkalimat diletakkan pada bagian awal kalimat untuk menunjukkan adanya perbedaan arti atau perbedaan makna. Kata hubung antarkalimat dibedakan berdasarkan fungsinya menjadi:
- Konjungsi pertentangan, misalnya: bagaimanapun, biarpun, walaupun demikian.
- Konjungsi yang menyatakan lanjutan, misalnya: sesudah itu, setelah itu.
- Konjungsi yang menyatakan kejadian sebelumnya, misalnya: sebelum itu
- Konjungsi yang menyatakan akibat, misalnya: oleh karena itu, oleh sebab itu.
- Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya, misalnya: sebaliknya
- Konjungsi yang menyatakan keadaan sebenarnya, misalnya: sesungguhnya, bahwasanya.
- Konjungsi yang menyatakan konsekuensi, misalnya: dengan demikian.
- Konjungsi yang menguatkan pernyataan sebelumnya, misalnya: bahkan
- Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan pernyataan sebelumnya, misalnya: namun, akan tetapi.
C. Konjungsi Antarparagraf
Kata hubung antarparagraf merupakan kata hubung yang berfungsi menghubungkan dua paragraf sehingga menjadi suatu paragraf yang koheren dan sistematis. Kata hubung antarparagraf terbagi menjadi enam jenis untuk menunjukan hubungan antara dua paragraf. Di antaranya adalah kata hubung antar paragraf untuk:
- menyatakan tambahan. Contohnya adalah kata begitu pula, demikian juga, di samping itu, dan akhirnya.
- menyatakan pertentangan. Contohnya adalah bagaimanapun juga, sebaliknya, dan namun. Jika ada kata ini di awal paragraf, maka artinya isi bertentangan dengan paragraf sebelumnya.
- menyatakan perbandingan. Contohnya adalah sebagaimana dan sama halnya.
- menyatakan akibat yang berfungsi menjelaskan akibat atau dampak dari penjelasan di paragraf sebelumnya. Contohnya adalah jadi, oleh karena itu, akibatnya, dampaknya, dan lain sebagainya.
- menyatakan tujuan yang berfungsi menjelaskan tujuan dari penjelasan di paragraf sebelumnya. Contohnya adalah kata untuk maksud itu, untuk mencapai hal itu, dan untuk itulah.
- menyatakan waktu yang berfungsi untuk menjelaskan bahwa paragraf kedua memiliki kesamaan maupun perbedaan waktu kejadian dengan penjelasan di paragraf pertama. Contoh kelompok katanya adalah kemudian, lalu, sementara itu, dan lain sebagainya.
Gimana nih Sobat RBD??? Apakah sudah mendapatkan sedikit pencerahan? Agar lebih memahami materi tentang konjungsi, kalian bisa baca materi tentang jenis-jenis konjungsi yaa.