Perkapita dan Ketimpangan Distribusi Pendapatan

Taukah kamu bahwa Indonesia menempati urutan ke-4 kategori penduduk terpadat di dunia? Saat ini penduduk Indonesia berumlah 273,8 juta jiwa, pernahkah kita bayangkan berapa pendapatan rata-rata penduduk Indonesia sebanyak itu? Menurut Badan Pusat Statistik PDB per kapita indoensia mencapai Rp71,0 juta atau US$4.783,9. Namun apakah distribusi pendapatannya sudah merata? Lalu apa saja indikator mengukur ketimpangan distribusi pendapatan? Jawabannya ada dibawah ini, yuk kita Simak!

Pendapatan Perkapita

Pendapatan per kapita adalah tingkat rata-rata pendapatan penduduk suatu negara pada periode tertentu yang diperoleh dengan membagi jumlah pendapatan nasional (biasanya dalam PDB) dengan jumlah penduduk di negara tersebut. Nah jika dituliskan rumusnya seperti ini:

rumus pendapatan perkapita

Jadi, dengan rumus sederhana kita bisa menghitung sendiri pendapatan perkapita suatu negara ya sobat! Nah, sobat ternyata dengan mengetahui pendapatan perkapita artinya kita bisa mengetahui tingkat kesejahteraan suatu negara lho.

Ketimpangan Distribusi Pendapatan

Sobat RBD perlu tau bahwa tidak hanya pendapatan perkapita saja yang bisa mengukur kesejahteraan, namun bisa juga dengan mengukur distribusi pendapatan nasionalnya. Tentunya kita bisa melihat apakah distribusi pendapatannya merata atau timpang? Untuk melihat hal tersebut ada cara untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan yaitu dengan Koefisien Gini dan Kurva Lorenz.

A. Koefisien Gini

Selanjutnya, koefisien gini merupakan suatu metode perhitungan terkait distribusi pendapatan. Koefisien gini pertama kali dicetuskan oleh Corrado Gini, seorang pakar ilmu statistik asal Italia pada tahun 1912 lalu. Koefisien Gini biasanya digunakan untuk mengukur ketidakmerataan perekonomian negara.

B. Hubungan Antara Koefisien Gini dan Kurva Lorenz

Bila koefisien Gini merupakan metode yang menunjukan ketimpangan ekonomi suatu negara, maka kurva Lorenz adalah grafik yang menunjukan ketimpangan ekonomi di suatu negara. Berikut ini adalah infografis kurva Lorenz.

kurva Lorenz

Berikut cara membaca kurva Lorenz.

  • semakin dekat jarak kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi tingkat pemerataan distribusi pendapatannya (makin merata);
  • semakin jauh jarak  garis kurva Lorenz dari diagonal semakin tinggi ketidakmerataanya (makin timpang).

Cara membaca koefisien Gini.

  • semakin mendekati 0 semakin merata;
  • sebaliknya semakin mendekati 1 semakin tidak merata (timpang).

Setelah ditentukan koefisien Gininya, oleh karena itu kita dapat menggolongkan ketimpangan pendistribusian pendapatan dengan tabel berikut ya sobat!

Nilai koefisienDistribusi pendapatan
<0,4Tingkat ketimpangan rendah
0,4-0,5Tingkat ketimpangan sedang
>0,5Tingkat ketimpangan tinggi

Sekarang apabila ada suatu negara yang koefisien gininya 0,7 kira-kira distribusi pendapatan negara tersebut makin timpang atau makin merata?

Teman-temen sudah belajar cara menghitung pendapatan perkapita juga cara mengetahui ketidakmerataan distribusi pendapatan suatu negara. Kalau kalian mau tau pembahasan sebelumnya klik disini ya! Rumah Belajar Digital juga punya banyak program seru buat kamu, yuk kepoin di www.rbdigital.id!

Referensi:

Alam S. 2014. Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *