Halo Sobat RBD, di artikel sebelumnya kita sudah membahas tentang jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya. Nah, di artikel ini, kita akan membahas jenis paragraf berdasarkan fungsinya.
Kalian tau kan, kalau sebuah gagasan dalam paragraf dapat diungkapkan dengan berbagai gaya bergantung pada tujuan atau fungsinya. Misalnya, jika teks yang ingin disampaikan bertujuan untuk meyakinkan orang lain, gaya pengungkapan yang paling sesuai menggunakan jenis paragraf argumentasi yang isinya dapat menggiring pembaca untuk menyetujui gagasan dan pendapat si penulis.
Berdasarkan fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi paragraf narasi, deskripsi, eksposisi, persuasif, dan argumentatif. Yu, kita bahas satu persatu.
1. Jenis Paragraf narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang isinya menceritakan suatu peristiwa atau masalah sehingga membuat pembaca menjadi terhibur atau terharu. Jenis paragraf naratif dibedakan lagi berdasarkan jenis cerita, yakni narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Paragraf narasi ekspositoris menampilkan informasi peristiwa yang tepat untuk pembaca ketahui, sedangkan paragraf narasi sugestif menampilkan kisah fiksi yang sifatnya imajinatif.
Ciri-ciri paragraf narasi ialah terdapat tokoh, waktu dan latar kejadian yang jelas, serta konflik. Selain itu, paragraf naratif juga memiliki alur atau jalan cerita yang akan dibawa.
Contoh paragraf narasi:
Ingvar Kamprad, pria berumur 89 tahun asal Swedia ini merupakan salah satu miliarder pemilik perusahaan ecer furnitur terbesar, IKEA. Walaupun kini ia menjabat sebagai dewan penasihat di perusahaan yang ia dirikan tersebut, kisah perjalanan kesuksesannya cukup bisa membuat kita berdecak kagum.
Kamprad telah mendedikasikan hidupnya untuk membangun perusahaan ritel furnitur ini selama lebih dari 70 tahun. Hingga saat ini, ia mampu memiliki nilai kekayaan fantastis mencapai US$ 39,3 miliar dan menempati posisi orang terkaya dunia ke-10 dalam daftar miliarder milik Forbes.
2. Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu keadaan atau suatu objek dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami peristiwa tersebut. Biasanya, paragraf ini akan menggambarkan suatu benda, orang, makhluk, tempat, dan sebagainya dengan penggambaran yang jelas. Hasil penggambaran tersebut berasal dari indera (melihat, mendengar, meraba, atau merasakan).
Contoh paragraf deskripsi:
Bandung masih diselimuti kabut. Orang-orang baru satu dua yang lalu lalang. Kendaraan hanya kadang-kadang terdengar menderu. Bau asap knalpot kendaraan hanya kadang-kadang saja menusuk hidung. Tampak para petugas kebersihan kota yang sibuk membersihkan sampah. Mereka bekerja dengan riang. Terkadang mereka bersenandung di sela-sela pekerjaannya. Perlahan tapi pasti keramaian kendaraan di jalan bertambah sedikit demi sedikit. Bandung sedang menggeliat dari tidurnya.
3. Paragraf eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan menerangkan suatu pokok persoalan yang dapat memperluas wawasan pembaca. Jenis paragraf ini bersifat ilmiah atau nonfiksi yang sumber penulisannya berasal dari hasil pengamatan, penelitian, atau pengalaman. Teknik menulis paragraf ini adalah dengan menyajikan peristiwa atau objek dengan cara menjelaskan, menerangkan, dan memberitahukan informasi tertentu agar pembaca mengetahuinya. Jenis paragraf ini mengandung unsur 5W+1H (What, Who, When, Why, dan How).
Contoh paragraf eksposisi:
Cengkeh, pohon yang tetap hijau, mempunyai nama latin Syzygium aromaticum (Eugenia carllophulinta). Cengkeh merupakan tanaman asli di Kepulauan Maluku. Kuncup bunganya yang belum terbuka merupakan rempah yang penting. Di samping penggunaan terpenting sebagai rempah-rempah, kuncup bunganya yang berbentuk paku, jika sudah dikeringkan, dipakai sebagai campuran tembakau di Pulau Jawa, lebih-lebih sesudah tahun 1915 dengan pesatnya perusahaan rokok kretek di Kudus. Di tempat-tempat lain, kadang-kadang sesudah digiling, cengkeh digunakan untuk mengharumkan kue. Cengkeh juga menghasilkan minyak uap yang digunakan sebagai bahan obat-obatan dan minyak wangi.
4. Paragraf persuasif
Paragraf persuasif adalah paragraf ajakan yang isinya bertujuan untuk memengaruhi atau membujuk pembaca agar tertarik dengan gagasan penulis. Ciri paragraf ini merupakan berusaha meyakinkan pembaca serta membuat hati pembaca tergerak untuk melakukan apa yang dikehendaki penulis. Dalam paragraf ini, penulis perlu menampilkan bukti, data, dan fakta untuk menyakinkan pembaca. Contoh paragraf persuasif sering ditemukan pada iklan dan penulisan berita yang ada di media.
Contoh paragraf persuasif:
Pendidikan merupakan satu di antara sarana untuk menghasilkan penduduk yang berkualitas sebagai modal pembangunan. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh bagi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang amat penting pada abad ke-21 ini. Sebagai negara berkembang, Indonesia masih memiliki tingkat pendidikan yang bisa dibilang masih cukup rendah. Menurut data United Nation Development Programme (UNDP), tingkat pendidikan masyarakat Indonesia berada di peringkat 124 dari 187 negara yang disurvei. Tingginya angka putus sekolah karena ketakadaan biaya mungkin menjadi sebab rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Indonesia ini. Oleh karena itu, sudah saatnya pendidikan menjadi tanggung jawab seluruh komponen bangsa. Seluruh lapisan masyarakat harus mengambil peran dalam pendidikan ini. Seluruh komponen masyarakatlah yang seharusnya membantu mereka yang membutuhkan agar dapat melanjutkan pendidikannya.
5. Jenis Paragraf argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang bertujuan membuktikan pendapat penulis agar pembaca menerima pendapatnya. Cara meyakinkan kebenaran itu biasanya dengan cara mengajukan sejumlah fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.
Jenis Paragraf ini biasanya menampilkan sumber ide dari pengamatan, analisis, atau pengalaman. Kemudian, paragraf argumentatif akan ditutup dengan kalimat kesimpulan. Paragraf argumetasi memiliki tiga pola, yaitu pola analogi, pola generalisasi, dan pola hubungan sebab akibat.
Jenis paragraf argumentatif dengan pola analogi menampilkan penalaran induktif dengan membandingkan dua hal untuk menampilkan fakta. Paragraf argumentatif dengan pola generalisasi menampilkan penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara keseluruhan berdasarkan sejumlah data dan fakta. Berbeda dengan pola analogi, paragraf argumentatif dengan pola hubungan sebab akibat menampilkan fakta khusus yang menjadi penyebab dan akan menghasilkan kesimpulan tertentu sebagai akibat.
Contoh paragraf argumentasi:
Hampir semua orang pernah tinggal di Kota Bandung menyatakan merasa betah tinggal di kota tersebut. Bahkan, umumnya mereka berusaha tetap tinggal di kota ini. Bisa dimengerti mengapa mereka merasa betah. Kota ini memiliki hawa yang sejuk. Tingkat kriminalitasnya juga relatif kecil bila dibandingkan dengan kota setaranya, seperti Surabaya dan Medan. Terdapat banyak lembaga tinggi negeri di dalamnya dan kotanya tidak terlalu besar seperti Jakarta sehingga dari satu sudut kota ke sudut kota lainnya tidak terlalu jauh. Itulah beberapa hal yang menyebabkan para pendatang rela tinggal berdesakan di kota ini.
Nah, itulah macam-macam paragraf yang perlu kalian tahu. Kalau kalian berminat untuk mengetahui materi bahasa Indonesia yang lain bisa kalian cek di sini yaa. Ga mau belajar sendiri? Nah, buat kalian yang ingin persiapan SNBTnya didampingi oleh tutor berpengalaman, cek infonya di sini yaa.